Posts

How to Manage Your Soul

Image
"Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat"  Sebuah pepatah yang sudah familiar kita dengar. Pepatah ini menegaskan dua elemen penting pada manusia yakni tubuh (raga) dan jiwa.  Ketika jiwa sakit, berdampak pada tubuh. Ketika tubuh sakit, berdampak pada jiwa.  Jika tubuh perlu dirawat, begitupun halnya dengan jiwa. Ketika tubuh lelah, sesegera mungkin kita mengambil istirahat untuk tubuh kita. Bagaimana ketika jiwa lelah? Apa yang kita perlu lakukan apabila jiwa lelah? Keseimbangan jiwa melibatkan 2 hal yakni menyendiri dan bersosialisasi.  1. Menyendiri, kapan saatnya kita menyendiri? Saat terlalu banyak bersosialisasi, terlalu banyak berinteraksi sosial dengan dunia luar bisa sangat melelahkan. Ada saatnya kita melakukan hal ini, mengambil me time kita dengan benar-benar menikmati kesendirian. Jangan takut! kesendirian tidak akan menyakitimu. Malahan menyendiri merupakan vitamin tersendiri bagi jiwa. Menyendiri dapat dilakukan dengan cara

Ini Alasan Mengapa Memulai Hubungan Disaat Doi Baru Kehilangan Bukanlah Langkah yang Tepat

Image
Fase yang membahagiakan terjadi ketika seseorang menyambut awal yang baru, seperti kelahiran, pacaran, pernikahan, bisnis baru dan sebagainya. Fase yang menyakitkan terjadi saat seseorang mengalami kehilangan seperti kematian, kebangkrutan, putus maupun perceraian. Besarnya rasa sakit yang dialami akibat kehilangan berbeda-beda. Semakin lama menjalin hubungan dan semakin dalam kedekatan emosi yang terjadi dengan orang tersebut maka akan semakin sakit ketika menghadapi kehilangan atau perpisahan. Seorang yang mengalami kehilangan akan megalami suatu fase yang dinamakan fase berkabung. Kubler Ross mendeskripsikan fase berkabung melalui 5 tahap, mulai dari fase shock sampai dengan fase pulih yang ditandai dengan pulihnya seorang dari emosi-emosi negatif akibat kehilangan dan menerima keadaan seapa-adanya.  Memulai hubungan pacaran dengan orang yang baru saja mengalami kehilangan bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan sebab mereka sedang "emotionally unavailable". 

Ciri-ciri Cowok Seksi yang Cocok Mendampingi Si Wanita Cerdas

Image
Jaman sekarang, wanita bukan hanya dituntut memiliki sifat keibuan, melainkan berbalut kecerdasan, ketangguhan dan kemandirian. Pandangan Feminimisme yang dipandang menginginkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan akhirnya menjadi problema tersendiri yang memiliki pro dan kontra masing-masing. Seorang wanita cerdas yang memiliki pendidikan tinggi dan karir yang bagus mungkin terlihat sangat mandiri sehingga menakutkan untuk didekati oleh sebagian laki-laki. Laki-laki kehilangan keberanian dan kepercayaan diri untuk menjalin hubungan dengan wanita cerdas ini karena merasa takut kurang dapat mendominasi hubungan. However, mau sekuat apapun atau secerdas apapun seorang wanita, tetaplah membutuhkan laki-laki untuk mengayomi dan memimpin rumah tangga. Saya senang menggunakan perumpamaan Merry Riana untuk mendeskripsikan peran laki-laki : "ketika kita bermain catur, ratu benar-benar powerful. Namun, games berakhir apabila raja mati.". Penelitian yang diadakan o

Kenali Cinta Obsesif Sedini Mungkin

Image
Perasaan jatuh cinta timbul dalam hati manusia disertai getaran-getaran rasa yang menggelora yang terkadang sulit untuk dikontrol. Pengungkapan cinta sesungguhnya bertujuan untuk membahagiakan orang yang ia cintai dan bukan hanya untuk kepuasan/kenikmatan pribadi. Ketika orang yang kita cintai bahagia, maka tujuan kita untuk mencintainya tercapai. "Bahagiamu adalah bahagiaku." Kita tidak akan pernah bisa merasakan perasaan bahagia apabila orang yang kita cintai menderita karena perbuatan yang kita lakukan "atas nama cinta". Cinta seperti apakah yang menderitakan orang yang kita cintai? Mari kita mengenal Cinta Obsesif. Apa itu Cinta Obsesif? Obsesif merupakan gangguan psikologis, berupa pemikiran-pemikiran yang berulang dan menetap serta impuls (dorongan) yang berulang yang menyebabkan kecemasan. Obsesif biasanya disertai dengan kompulsif yakni perilaku atau tindakan mental repetitif yang dilakukan seorang untuk menghilangkan/mengurangi ketegangan. C

Yakin Menikah Tanpa Pacaran?

Image
Generasi milenial Jaman Now memiliki pandangan yang berbeda mengenai pernikahan. Ada yang beranggapan kalau berpacaran tidak diperlukan, yang terpenting adalah langsung menikah saja. Barulah berpacaran setelah menikah. Ada juga pandangan yang lain yang beranggapan kalau berpacaran perlu agar dapat saling mengenal satu sama lain lebih dalam. "Yang mana yang benar? Menikah dulu baru pacaran atau Pacaran dulu baru menikah?" Pasti semua orang punya pandangannya masing-masing, diukur dari plusmin-nya. Jika berpacaran, apalagi kalau pacaran jaman now, mungkin rentan dengan seks pra nikah. Jika tidak berpacaran, maka proses pengenalan dengan pasangan tidak dalam. Fakta membuktikan, masa berbunga-bunga pacaran biasanya paling hanya sekitar 6 bulan-1 tahun terlama. Sisanya, pacaran akan lebih realistis karena sudah melewati fase "memabukan" itu. Pada saat pertama berkenalan sampai dengan jatuh cinta, pdkt terus pacaran, biasanya pasangan mengeluarkan  "p

Ini Tandanya Kamu Sukses Jadi Ayah!

Image
Sosok ayah bagi seorang anak amatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Ayah bukanlah pelengkap namun mengambil peran tersendiri bagi perkembangan anak. Penelitan yang ada telah membuktikan bahwa ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan memberikan dampak positif bagi kecerdasan emosi anak. Anak menjadi lebih stabil secara emosi ditandai dengan mampunya sang anak mengendalikan emosinya. Kembali melihat kepada pandangan konservatif di mana tugas ayah bukanlah mengasuh anak melainkan mencari nafkah adalah pandangan yang sebaiknya kita perbaharui dengan ayah ikut berperan dalam pengasuhan. Ada sebuah gerakan yang dirintis oleh Yerry Pattinasarani yaitu gerakan ayah hadir. Gerakan ini mempopulerkan kepada dunia untuk mengajak ayah-ayah di luar sana terlibat aktif dalam pengasuhan, seperti perduli, perhatian, menjalin komunikasi dan hadir untuk anak-anaknya. Saya mengapresiasi dan mendukung gerakan ini karena dipelopori oleh seorang ayah yang "mencintai" dan "menyukai"

Pray together, Stay together. Benarkah?

Image
Ungkapan ini sering kita dengar dan tidak jarang kita lihat di status media sosial pasangan-pasangan muda yang kasmaran. Hubungan yang diarahkan kepada Tuhan menjadi pilihan bagi pasangan yang salah satunya atau keduanya, sangat rajin beribadsh dan benar-benar melibatkan Sang Pencipta dalam setiap hal di hidupnya. Tidak jarang pasangan yang seperti ini memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. "Pray together, stay together" Jika membahas dari sudut pandang psikologi didapat fakta mengejutkan bahwa seorang yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan cenderung memegang nilai-nilai keagamaannya dalam setiap aspek kehidupannya, contohnya dalam hubungan dengan pasangan. Superego (norma/aturan) yang tinggi yang dianut oleh seseorang nyatanya mampu menekan hasrat-hasrat yang melawan prinsip norma yang dianut pribadi. Perceraian dalam sebagian agama sangat dilarang keras sehingga ketika seorang yang sangat beragama (menganut nilai keagamaanny