Kenali Cinta Obsesif Sedini Mungkin


Perasaan jatuh cinta timbul dalam hati manusia disertai getaran-getaran rasa yang menggelora yang terkadang sulit untuk dikontrol.

Pengungkapan cinta sesungguhnya bertujuan untuk membahagiakan orang yang ia cintai dan bukan hanya untuk kepuasan/kenikmatan pribadi. Ketika orang yang kita cintai bahagia, maka tujuan kita untuk mencintainya tercapai.

"Bahagiamu adalah bahagiaku."

Kita tidak akan pernah bisa merasakan perasaan bahagia apabila orang yang kita cintai menderita karena perbuatan yang kita lakukan "atas nama cinta".

Cinta seperti apakah yang menderitakan orang yang kita cintai? Mari kita mengenal Cinta Obsesif.

Apa itu Cinta Obsesif?
Obsesif merupakan gangguan psikologis, berupa pemikiran-pemikiran yang berulang dan menetap serta impuls (dorongan) yang berulang yang menyebabkan kecemasan. Obsesif biasanya disertai dengan kompulsif yakni perilaku atau tindakan mental repetitif yang dilakukan seorang untuk menghilangkan/mengurangi ketegangan.
Cinta obsesif adalah dorongan/dorongan atau pemikiran-pemikiran yang menimbulkan kecemasan akibat mencintai orang secara berlebihan. 

Seperti apakah cinta obsesif itu?
Cinta yang didasari oleh rasa takut kehilangan yang begitu besar sehingga cenderung posesif pada orang yang dicintai (mengatur, cemburu, curiga, membatasi gerak). Tindakan posesif ini dilakukan agar dapat mengurangi ketegangan dalam diri karena telah berupaya agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Cinta seperti ini bisa terjadi pada semua model bubungan (antar sahabat, orangtua dengan anak, antar pasangan, dll).

Cinta model ini sangat mengikat orang/objek yang ia cintai. Pemikiran/dorangan untuk membebaskan orang yang dicintai justru banyak menimbulkan kecemasan karena diri sendiri sudah dikuasai oleh rasa takut/kecemasan yang begitu besar akan kehilangan orang/objek yang ia cintai.

Bukan hanya rasa takut kehilangan yang mendominasi cinta obsesif ini, melainkan rasa takut orang yang dicintai akan terluka atau mengalami bahaya tertentu atau berada dalam kondisi buruk sehingga memunculkan sikap over protective. 

Bagi yang dicintai secara obsesif, cinta model ini begitu melelahkan dan membuat menderita. Terus dicurigai, diatur, dikekang adalsh tindakan merenggut kebebasan dari orang yang dicintai. Tidak jarang, pihak yang dicintai secara obsesif memilih untuk mundur dari hubungan atau putus hubungan atau menjaga jarak demgan orang yang mencintai secara obsesif.

Bagi orang yang mencintai dengan obsesif juga telah dijelaskan di atas, selalu merasa cemas, tidak aman. Perasaan cemas juga adalah perasaan yang melelahkan. Tindakan-tindakan posesif yang dilakukan tidak dapat melegakan sepenuhnya karena dikuasai oleh rasa tidak percaya pada orang yang dicintai dan takut kehilangan. Terparahnya sampai menjadi stalker atau penguntit setiap aktivitas atau kegiatan orang yang ia cintai, meski hubungan telah berakhir (jika terjadi pada pasangan kekasih).

Lack of trust

Kurang percaya dengan pasangan atau orang yang dicintai sebagai sebab kenapa seseorang terus tidak mau lepas dari mencintai yang seperti ini. Pengalaman terlalu sering dikecewakan/kehilangan di masa lalu terlalu membekas sehingga sulit untuk mempercayai seseorang sepenuhnya.

Kurang percaya diri juga menjadi penyebab seorang mencintai secara obsesif. Seorang ysng memiliki self esteem rendah cenderung merasa dirinya buruk, tidak berharga atau merasa tidak layak dicintai sehingga sulit untuk membebaskan orang yang dicintai karena kepercayaan yang salah bahwa orang tersebut akan memilih/mencari orang lain dibandingkan dirinya.

Menurunkan kecemasan tidak harus dengan melakukan tindakan-tindakan tersebut yang berujung pada membuat orang yang kita cintai menderita.
Menurunkan kecemasan dapat dilakukan dengan mengembangkan rasa percaya pada orang lain, menumbuhkan kepercayaan diri, mencari kesibukan agar terhindar dari pikiran negatif dan melalukan relaksasi pernafasan untuk mengurangi ketegangan/kecemasan. 

Comments