Posts

Showing posts from November, 2018

Yakin Menikah Tanpa Pacaran?

Image
Generasi milenial Jaman Now memiliki pandangan yang berbeda mengenai pernikahan. Ada yang beranggapan kalau berpacaran tidak diperlukan, yang terpenting adalah langsung menikah saja. Barulah berpacaran setelah menikah. Ada juga pandangan yang lain yang beranggapan kalau berpacaran perlu agar dapat saling mengenal satu sama lain lebih dalam. "Yang mana yang benar? Menikah dulu baru pacaran atau Pacaran dulu baru menikah?" Pasti semua orang punya pandangannya masing-masing, diukur dari plusmin-nya. Jika berpacaran, apalagi kalau pacaran jaman now, mungkin rentan dengan seks pra nikah. Jika tidak berpacaran, maka proses pengenalan dengan pasangan tidak dalam. Fakta membuktikan, masa berbunga-bunga pacaran biasanya paling hanya sekitar 6 bulan-1 tahun terlama. Sisanya, pacaran akan lebih realistis karena sudah melewati fase "memabukan" itu. Pada saat pertama berkenalan sampai dengan jatuh cinta, pdkt terus pacaran, biasanya pasangan mengeluarkan  "p

Ini Tandanya Kamu Sukses Jadi Ayah!

Image
Sosok ayah bagi seorang anak amatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Ayah bukanlah pelengkap namun mengambil peran tersendiri bagi perkembangan anak. Penelitan yang ada telah membuktikan bahwa ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan memberikan dampak positif bagi kecerdasan emosi anak. Anak menjadi lebih stabil secara emosi ditandai dengan mampunya sang anak mengendalikan emosinya. Kembali melihat kepada pandangan konservatif di mana tugas ayah bukanlah mengasuh anak melainkan mencari nafkah adalah pandangan yang sebaiknya kita perbaharui dengan ayah ikut berperan dalam pengasuhan. Ada sebuah gerakan yang dirintis oleh Yerry Pattinasarani yaitu gerakan ayah hadir. Gerakan ini mempopulerkan kepada dunia untuk mengajak ayah-ayah di luar sana terlibat aktif dalam pengasuhan, seperti perduli, perhatian, menjalin komunikasi dan hadir untuk anak-anaknya. Saya mengapresiasi dan mendukung gerakan ini karena dipelopori oleh seorang ayah yang "mencintai" dan "menyukai"

Pray together, Stay together. Benarkah?

Image
Ungkapan ini sering kita dengar dan tidak jarang kita lihat di status media sosial pasangan-pasangan muda yang kasmaran. Hubungan yang diarahkan kepada Tuhan menjadi pilihan bagi pasangan yang salah satunya atau keduanya, sangat rajin beribadsh dan benar-benar melibatkan Sang Pencipta dalam setiap hal di hidupnya. Tidak jarang pasangan yang seperti ini memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. "Pray together, stay together" Jika membahas dari sudut pandang psikologi didapat fakta mengejutkan bahwa seorang yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan cenderung memegang nilai-nilai keagamaannya dalam setiap aspek kehidupannya, contohnya dalam hubungan dengan pasangan. Superego (norma/aturan) yang tinggi yang dianut oleh seseorang nyatanya mampu menekan hasrat-hasrat yang melawan prinsip norma yang dianut pribadi. Perceraian dalam sebagian agama sangat dilarang keras sehingga ketika seorang yang sangat beragama (menganut nilai keagamaanny

Penyebab Perceraian dari Masa ke Masa

Image
1. Orang ketiga Hidup berumah tangga tentunya sarat akan godaan pihak ketiga, entah itu PIL (Pria Idaman Lain) atau WIL (Wanita Idaman Lain). Ketidak sempurnaan yang ada di pasangan yang dimiliki oleh orang ketiga biasanya menjadi alasan yang cukup valid untuk seorang berubah menjadi tidak setia pada pasangan aslinya. Ibarat peribahasa "rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput sendiri", rasanya pas ditujukan bagi pasangan yang tergoda dengan pihak ketiga. Keputusan bercerai diambil ketika sudah tidak adanya pintu maaf untuk pihak yang berselingkuh atau bagi pasangan yang memilih untuk meninggalkan pasangannya untuk bersama dengan selingkuhannya. 2. Masalah ekonomi, finansial Masalah ini cukup rumit dan pelik apabila sudah menyangkut kesejahteraan ekonomi keluarga. Pasangan yang tidak mampu mengelola keuangan seperti suka berjudi, boros, suka berhutang dan lain-lain, rupanya menjadi alasan untuk memutuskan ikatan pernikahan pada pasangan. Dampak masa kini dan masa d