Pray together, Stay together. Benarkah?

Ungkapan ini sering kita dengar dan tidak jarang kita lihat di status media sosial pasangan-pasangan muda yang kasmaran.

Hubungan yang diarahkan kepada Tuhan menjadi pilihan bagi pasangan yang salah satunya atau keduanya, sangat rajin beribadsh dan benar-benar melibatkan Sang Pencipta dalam setiap hal di hidupnya.

Tidak jarang pasangan yang seperti ini memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.

"Pray together, stay together"

Jika membahas dari sudut pandang psikologi didapat fakta mengejutkan bahwa seorang yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan cenderung memegang nilai-nilai keagamaannya dalam setiap aspek kehidupannya, contohnya dalam hubungan dengan pasangan.

Superego (norma/aturan) yang tinggi yang dianut oleh seseorang nyatanya mampu menekan hasrat-hasrat yang melawan prinsip norma yang dianut pribadi.

Perceraian dalam sebagian agama sangat dilarang keras sehingga ketika seorang yang sangat beragama (menganut nilai keagamaannya dengan kuat) mengalami goncangan dalam rumah tangga, tentunya bercerai adalah hal yang paling terlarang bagi pasangan tersebut.

Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa pasangan yang memiliki religisiusitas yang tinggi akan cenderung bertahan pada pernikahan dan mengaplikasikan nilai-nilai moral yang dianutnya dalam pernikahan tsb.

Sebaliknya, apabila hanya satu pihak atau keduanya tidak menganut nilai-nilai keagamaannya dengan kuat, maka yang terjadi adalah hasrat-hasrat yang herlawanan dengan nilai keagamaan akan menjadi pilihan dalam menjalani hidup, contohnya berselingkuh atau bercerai.

Kesimpulannya adalah butuh kedua belah pihak yang menganut nilai keagamaan yang tinggi untuk dapat bertahan dalam pernikahan yang tentunya tidak selalu mulus. Jika hanya satu pihak yang menganut nilai keagamaan yang tinggi, maka tidak jarang kasus ditemui pasangan yang betah dan rela diselingkuhi/diperlakukan dengan tidak semestinya sambil berharap suatu saat pasangannya akan beruhah/bertobat.
Lalu ketika batas maaf dan kesabaran telah habis, biasanya perceraian ujung-ujungnya menjadi solusi yang akhirnya dipilih.

Comments