Yakin Menikah Tanpa Pacaran?


Generasi milenial Jaman Now memiliki pandangan yang berbeda mengenai pernikahan. Ada yang beranggapan kalau berpacaran tidak diperlukan, yang terpenting adalah langsung menikah saja. Barulah berpacaran setelah menikah.

Ada juga pandangan yang lain yang beranggapan kalau berpacaran perlu agar dapat saling mengenal satu sama lain lebih dalam.

"Yang mana yang benar? Menikah dulu baru pacaran atau Pacaran dulu baru menikah?"

Pasti semua orang punya pandangannya masing-masing, diukur dari plusmin-nya.
Jika berpacaran, apalagi kalau pacaran jaman now, mungkin rentan dengan seks pra nikah.
Jika tidak berpacaran, maka proses pengenalan dengan pasangan tidak dalam.

Fakta membuktikan, masa berbunga-bunga pacaran biasanya paling hanya sekitar 6 bulan-1 tahun terlama. Sisanya, pacaran akan lebih realistis karena sudah melewati fase "memabukan" itu.

Pada saat pertama berkenalan sampai dengan jatuh cinta, pdkt terus pacaran, biasanya pasangan mengeluarkan  "peforma terbaiknya".
Maka kalau mau menilai karakter pasangan sesungguhnya, lihat tahun-tahun berikutnya dalam fase pacaran tersebut.

Fase-fase awal pacaran pasti kamu juga kurang dapat objektif menilai sikap/karakter pasanganmu karena sedang "mabuk-mabuknya" oleh cinta.

Kasus-kasus yang saya temui, keluhan datang dari masing-masing pasangan karena tidak mengenal pasangannya yang ternyata jauh berbeda saat berpacaran dan saat menikah.

Ini mungkin saja bisa terjadi apabila saat berpacaran hanya digunakan untuk saling puji memuji, gombal mengombal dan saling sibuk memakai topeng masing-masing agar terlihat baik dan tidak diputusin pas lagi cinta-cintanya. Terus beruntungnya lagi kalau semua trik sudah sukses, dilamar dan meluncur ke pernikahan. Yes!

Gaya pacaran seperti ini bisa saja dilakukan kalau goalmu berpacaran hanya iintuk menikahi pasanganmu.

"Pacaran kan supaya ujung-ujungnya bisa nikah. Cape ati kalau pacaran lalu ga dinikah-nikahin."

ini bagi mereka yang memilih menjalani hubungan prematur, intinya ingin cepat-cepat dinikahi. Hubungan model seperti ini, sangat rentan mengalami perceraian. Kenal belum seberapa dalam, intinya mau nikah, jadi dihajar aja sambil merem semua perbedaan sambil harap-harap pas nikah adem ayem tidak ada masalah. Adakah pernikahan yang tidak ada masalah? Tidak ada. Tandanya orang masih hidup, ya mengalami masalah.

Pacaran gunakanlah untuk mengenal pasangan, kepribadian dan karakternya. Jangan menghindari konflik biar ga diputuson..Kalau memang tidak sepakat dengan pendapatnya ya bilang, dan disitulah kita bisa saling belajar problem solving atau cara penyelesaian konflik dalam hubungan kita.

Pernikahan itu penuh dengan konflik dan ketidak cocokan satu sama lain. Itu semua bisa dijembatani dengan kemampuan komunikasi dan problem solving yang baik, yang dipelajari saat kapan? Pacaran.

Saat pacaran perlu bagi kita untuk "being real", tunjukkan dirimu seapa-adanya. Cinta dibuktikan justru saat seorang mampu menerima kekuranganmu dan memilih tetap mencintaimu secara utuh.

"Nanti kalau berantem mulu terus putus gimana? Malah sayang banget lagi sama doi?" 
Jika dia tidak siap berkonflik, artinya ia tidak cukup dewasa menyikapi perbedaan. Pernikahan itu hanya untuk orang dewasa, bukan anak-anak. Dewasa di sini secara mental ya, bukan usia.

Berkonfliklah dan belajarlah bersama pasanganmu untuk mengatasi masalah tersebut. Itulah guna sesujgguhnya dari pacaran. Pacaran bukan buat have fun, cinta-cintaan, tapi untuk mempersiapkan dirimu dan dirinya melangkah ke jenjang permikahan. Saat pernikahan bukan hanya mengatasi perbedaan karakter, tapi menjembatani dua keluarga, keuangan, kesetiaan, kehadiran anak dan banyak hal lainnya yang sebenarnya tidak akan terlalu berat apabila kamu dan pasanganmu punya bounding dan team work yang baik yang sudah dibina saat berpacaran.

Jadi kesimpulannya adalah terlalu banyak resiko jika menikah tanpa berpacaran seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Namun juga kalau berpacaran tidak dilakukan dengan benar, tetap memiliki resiko juga yang sangat perlu dipertimbangkan. Jadi, mana pilihanmu? Menikah tanpa pacaran atau pacaran dulu baru menikah? Semua kembali pada pribadi masing-masing dalam memilih jalan hidupnya dan bersedia bertanggung jawab penuh atas keputusannya.

Comments